Ticker

6/recent/ticker-posts

Perubahan perilaku bisnis kaum milenial diera industri 4.0

KABARPOSNEWS.CO.ID.Revolusi industri 4.0 merupakan babak baru dunia khususnya manusia untuk selangkah lebih maju menatap peradaban dunia. Revolusi industri 4.0 terjadi setelah ditemukannya superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik, dan perkembangan neuroteknologi. Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi.

 Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan, fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat.

 Padahal, toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah serius atau minim pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online. Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola belanja online.
Perubahan-perubahan besar menjadi tak terhindarkan ketika dunia harus bertransformasi mengikuti perubahan zaman. 

Kilas balik kepada generasi milenial, generasi millenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1982-2000. Generasi millenial tumbuh pada era internet booming  sehingga membuat mereka banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email SMS, facebook, twitter. 

Berdasarkan tahun lahirnya generasi milenial saat ini berkisar pada umur 36 tahun hingga 18 tahun yang artinya sebagian besar mereka telah bekerja dan sebagian kecil masih menempuh pendidikan tinggi. Dalam road map Making Indonesia 4.0 salah satu strategi pemerintah adalah dengan pengembangan sumber daya manusia maka pengembangan sumber daya tersebut harus ada keterkaitan yang kuat antara kurikulum pendidikan tinggi maupun vokasi dengan kebutuhan keterampilan pada era industri 4.0.

Dalam hal ini, lembaga pendidikanlah yang memegang peran penting untuk membuat generasi milenial memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Ini berarti lembaga pedidikan harus bisa mengasah kemampuan belajar mahasiswanya agar mampu mengikuti perubahan yang terjadi dengan cepat. Dengan demikian mereka mampu menjawab tantangan yang datang bersama industri 4.0. Untuk itu diperlukan upaya pengembangan transformasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Industri 4.0 mendorong pemerintah melakukan empowering human talents untuk memperkuat generasi muda kita dengan teknologi dan inovasi.

 Generasi milenial sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0. Guna menyiapkan generasi milenial Indonesia yang mampu menghadapi era Industri 4.0, dan  saat ini pun Pemerintah Indonesia sudah mulai mengarahkan untuk kompetensi peningkatan keahlian tenaga kerja melalui program pendidikan vokasi link and match. Artinya, pendidikan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan relevansi sekolah kejuruan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha, dan dunia industri.

Instagram merupakan salah satu platform media sosial yang paling populer dan sedang digemari masyarakat saat ini dengan bantuan selebgram yang membantu menjual produk di iklan-iklan instagram. dengan adanya selebgram sebagai penyampai iklan atau endorsement, membuat mahasiswi sebagai followers dan melihat postingan selebgram tersebut menjadi berperilaku konsumtif. Hal ini sejalan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif bagi seseorang yaitu dengan hadirnya iklan. melihat era modern ini sebagai juggernaut atau panser raksasa yang sedang melaju kencang dan sulit untuk dikendalikan. Serupa dengan hadirnya iklan dalam era media sosial yang arusnya tidak dapat dikendalikan. Informasi iklan kini tersebar dimanapun, terutama pada media sosial instagram yang didukung oleh seorang selebgram sebagai celebrity endorsement.

 Kini online shop banyak dipromosikan para selebgram sebagai expert system, karena memiliki daya tarik dan keahlian dalam menyampaikan informasi, dan dijadikan para online shop sebagai stategi marketing untuk penjualan produk-produknya. Mahasiswi juga mengakui bahwa mereka membeli produk karena terlihat bagus ketika digunakan selebgram. Mahasiswi membeli produk tanpa memperdulikan manfaat dan kegunaannya juga berada pada kategori cukup sering. Mahasiswi memberikan skor tinggi pada pernyataan tertarik melihat barang-barang yang digunakan oleh selebgram, terutama pada produk make up yang direview, mereka juga membeli produk online shop yang dipromosikan oleh selebgram yang mereka ikuti, tetapi mahasiswi tidak sampai membeli produk diluar batas kemampuannya. 

Melalui selebgram memudahkan mahasiswi untuk mengetahui berbagai online shop di instagram, dan belanja melalui instagram membuat lebih mudah tanpa harus bepergian keluar rumah. Pada satu sisi penjualan online memudahkan untuk berbelanja, tanpa bepergian keluar rumah, juga mendapat harga yang lebih murah. Akan tetapi pada sisi lain dengan maraknya iklan yang beredar produkproduk yang dulu tidak menjadi kebutuhan kini berubah menjadi kebutuhan. Barang-barang yang hanya bisa didapat di kota-kota besar, kini bisa dengan mudah didapat. 

Gencarnya penjualan online yang langsung dapat diakses oleh masyarakat menjadikan mereka hanya sebagai konsumen saja. Mereka dijejali beragam produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan, tetapi dengan iklan yang disampaikan selebgram secara terus menerus tentu dapat merubah persepsi mereka yang sebelumnya tidak membutuhkan menjadi tertarik dan membeli produk tersebut.

Media sosial instagram kini didalamnya memuat iklan-iklan mengenai online shop yang disampaikan oleh selebgram sebagai celebrity endorsement. Arus iklan yang ada pada instagram tidak dapat dikendalikan, membuat orang yang melihatnya tertarik untuk membeli produk yang dijual. Mahasiswi tertarik melihat barang-barang yang digunakan oleh selebgram, dan membeli produk karena terlihat bagus ketika digunakan selebgram, terutama pada produk make up yang direview, mereka juga membeli produk online shop yang dipromosikan oleh selebgram yang mereka ikuti, membeli produk tanpa memperdulikan manfaat dan kegunaannya cukup sering dilakukan. Dapat diketahui bahwa selebgram sebagai celebrity endorsement berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif mahasiswi. 

Bagi seorang selebgram kegiatan iklan atau mengendorse suatu produk merupakan sebuah keuntungan, karena kegiatan konsumsi yang dilakukannya sama dengan pekerjaan, lalu ia akan mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Berbeda dengan masyarakat biasa yang melihatnya lalu meniru perilaku konsumsi selebgram maka akan menimbulkan perilaku konsumtif.

Nama​​​: Uswatun Hasanah
Fakultas ​​: Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Prodi ​​​: Admnistrasi Bisnis
Skema​​​:KKN Penulisan Karya Pengabdian
Dosen Pembimbing​:AR RAZI,S.T.,M.Cs
Editor : Redaksi

Dilihat