Ticker

6/recent/ticker-posts

Hadapi Pandemi, Bima Arya : Kuncinya Sinergi dan Kolaborasi

Klub Bogor Raya menggelar diskusi ringan secara daring dengan tema 'Pemulihan Ekonomi Perkotaan Pasca Pandemi'. Salah satunya hadir sebagai keynote speaker Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Menurut Bima Arya, sinergi dan kolaborasi menjadi hal yang dibutuhkan dalam menghadapi persoalan dan tantangan yang saat ini terjadi.

"Kuncinya adalah sering-sering membuka diri, bersinergi dan berkolaborasi. Jalin komunikasi dengan pihak lain," kata Bima Arya yang hadir secara daring di Pendopo VI, Baranangsiang, Kota Bogor, Kamis (24/6/2021).

"Hari ini adalah eranya kolaborasi. Kita harus dengar semua, kita butuh semua. APBD terbatas, begitu juga CSR. Kita harus membuka seluas mungkin model-model pendanaan dan inovasi agar kita bisa terus beradaptasi dengan semua," ujarnya menambahkan.

Selain itu juga semua kebijakan yang akan diambil harus didasarkan pada data yang akurat. Untuk itu kata dia, semua pihak harus mampu membaca data. Begitupun jika ingin melakukan riset harus berdasarkan data, jika tidak maka akan kesulitan.

Saat ini perjuangan menghadapi pandemi Covid-19 masih panjang, akhirnya atau 'ujung dari lorong' belum terlihat. Untuk itu kata wali kota, keterlibatan sektor private diharapkan untuk sama-sama menjadi solusi alternatif untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. 

Berbicara bagaimana dan strategi apa yang digunakan, sambung Bima Arya, saat ini setiap pihak dituntut untuk selalu membaca peta menyesuaikan strategi dan tidak bisa melakukannya secara sendiri. 

"Menurut saya itu saja rangkumannya," katanya. 

Terkait target visi dan misi setiap daerah diakui Bima Arya menjadi perjuangan yang cukup berat bagi birokrat saat ini. 

Pasalnya, tantangan yang ada lebih berat dari sebelumnya. Namun juga perlu untuk  disesuaikan dengan perkembangan yang ada. 

"Bisa dibayangkan, saat ini kebutuhan kita adalah tempat isolasi, tempat tidur, tenaga medis, insentif, logistik, lab PCR. Dianggarkan atau enggak, yang menjadi kelemahan kita adalah mempersiapkan untuk yang terburuk sembari mengharapkan yang terbaik. Jadi skenario contingency plan (rencana cadangan) itu harus dipersiapkan," katanya.

"Di Kota Bogor kita persiapkan BTT dan ruang kolaborasi, namun persoalan yang dihadapi adalah ke depan kondisinya masih gelap akan bagaimana dan seperti apa," katanya. 

Di sisi lain Bima Arya menyebutkan, kota-kota di dunia bisa bergerak dengan cepat, karena mereka berkolaborasi dengan peneliti, sektor private dan pemangku kebijakan. Kemudian pada akhirnya kebijakan dan perencanaan dilaksanakan berdasarkan data yang akurat. 

Diakhir Bima Arya mengatakan, dibalik musibah selalu ada berkah. Di Kota Bogor banyak sektor yang drop atau turun, tetapi ada juga peluang yang tercipta. 

Berdasarkan data yang dipelajari menunjukkan ada demand (permintaan) yang naik di era pandemi, di antaranya wisata alam, produk kesehatan dan makanan sehat serta yang lainnya. 

"Jadi ini kita bidik. Kepada aparatur wilayah saya perintahkan untuk mempersiapkan alternatif wisata alam tematik sebanyak mungkin. UMKM kolaborasi dengan HIPMI, Kadin dan komunitas untuk membidik produk-produk yang sedang naik daun dan dibutuhkan warga yang lebih senang memilih dirumah," tuturnya

"Urban farming juga naik. Ini hanya beberapa contoh yang bisa dimaksimalkan dan berdampak positif. Pada akhirnya tidak sendiri, kita harus bersama-sama. Sekarang saatnya berlomba-lomba dalam kebaikan untuk menebar manfaat," tegas Bima Arya. 

Turut hadir secara daring Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan politikus muda, Faldo Maldini yang dimoderatori Direktur Utama PT Sejahtera Eka Graha (SEG), Oktia Hendra.
Editor : Redaksi

Dilihat