Ticker

6/recent/ticker-posts

Bahaya Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki


Memakai sepatu tanpa kaus kaki lagi ngetren. Banyak orang yang memang merasa tidak nyaman saat harus pakai sepatu dengan kaus kaki. Ini Bahaya Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki!

Tampilan sepatu tanpa kaus kaki sangat populer di kalangan selebritis di karpet merah, catwalk, atau majalah mode. Padahal bersepatu tanpa kaus kaki berisiko, lebih dari sekadar bau kaki. 

Bahaya Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki

College of Podiatry mengatakan, telah terjadi peningkatan infeksi jamur pada pria muda karena tren tanpa kaus kaki.

Emma Stephenson dari Collge of Podiatry, mengatakan, dia melihat lebih banyak pria berumur 18 sampai 25 tahun yang memiliki masalah akibat mengenakan sepatu tanpa kaus kaki serta sepatu yang tidak pas.

"Rata-rata kaki berkeringat sekitar setengah pint (0,28 liter) sehari," kata Emma Stephenson kepada Newsbeat dan dikutip BBC pada Rabu, 11 Oktober 2017.

"Terlalu banyak kelembaban dan kehangatan bisa menyebabkan infeksi jamur seperti kaki atlet," kata dia menekankan.

Tapi jika Anda masih ingin pergi dengan tampilan kaki dan sepatu telanjang, berikut adalah tiga tips praktis dari Emma:

1. Moderasi. Cobalah memoderasi dengan mengurangi berapa lama Anda memakai sepatu tanpa kaus kaki.

2. Semprotan. Semprotkan beberapa antiperspirant di telapak kaki Anda sebelum Anda memakai sepatu.

3. Area sakit. Carilah area yang mulai menyakitkan dan carilah saran.

College of Podiatry telah memperingatkan betapa kebiasaan bersepatu tanpa kaus kaki berisiko memicu masalah jamur dan infeksi seperti athlete’s foot atau kutu air, bahasa medisnya tinea pedis.

Beberapa ahli menyalahkan tren yang dipicu beberapa selebritas laki-laki seperti Bradley Cooper, Ryan Gosling dan Orlando Bloom. Mereka kerap tampil berpakaian formal, bersepatu tanpa kaus kaki.

Belum lagi, belakangan tren fashion banyak memunculkan alas kaki yang diproduksi tanpa mengabaikan aspek kesehatan.

Alhasil hal ini menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kondisi kaki yang tidak diinginkan terutama pada laki-laki usia 18 hingga 25 tahun yang umumnya mengikuti tren berpakaian.

“Secara keseluruhan, kami melihat semakin banyak laki-laki yang mendatangi kami dengan masalah yang disebabkan oleh alas kaki yang tidak pas, bukan hanya memilih untuk bersepatu tanpa kaus kaki,” ujar podiatrist Emma Stevenson dari College of Podiatry.

Dinukil The Telegraph, Dr Stevenson memaparkan, “Tergantung pada tingkat keringat kaki, mungkin ada masalah dengan tingkat kelembapan tinggi di kaki, yang bisa membuat Anda rentan terhadap infeksi jamur seperti kaki atlet. Rata-rata kaki Anda akan berkeringat setengah liter per hari. Jumlah cukup banyak yang dicurahkan langsung ke sepatu tanpa diserap oleh kaus kaki.”

Di sinilah kaus kaki berfungsi sebagai pelindung kaki. Sebagai pelapis antara sepatu dan kaki, kaus kaki akan menyerap keringat, mencegahnya menimbulkan bau tak sedap.

Karena fenomena ini masih dalam tahap awal, penelitian belum dilakukan untuk menetapkan dampak sebenarnya dari masalah tersebut. Namun, kombinasi keringat yang berlebihan, pilihan obat yang kurang baik dan kurangnya kaus kaki dapat menciptakan lingkungan ideal di mana infeksi jamur dapat berkembang, berpotensi menyebabkan kaki yang tidak hanya berbau tapi juga menyakitkan.

Dr Stevenson menambahkan, banyak sepatu yang tersedia di kalangan atas kini mungkin memiliki bagian luar kulit tapi dilapisi bahan sintetis, yang membuat kaki tidak bisa bernapas.

Jika lapisan sepatu tidak menyediakan ruang untuk udara, maka kelembapan, panas dan bakteri semua akan terperangkap di dalam sepatu. Masalah terbesar lainnya adalah juga tren baru untuk sepatu pria yang sempit dan runcing, dan model sepatu tanpa tali.

Bersepatu tanpa kaus kaki adalah hal umum bagi laki-laki yang kerap mengutamakan gaya dengan kedua model sepatu ini.

Sepatu seperti itu, kata Dr Stevenson, menyebabkan gesekan pada benturan bertulang di kaki seperti jari kaki dan tumit, meningkatkan risiko kuku kaki yang tumbuh ke dalam dan cacat tulang lainnya. Misal seperti bunions, di mana tulang menonjol terbentuk pada sendi bagian bawah ibu jari kaki.

“Demikian juga, sepatu slip-on menyebabkan jari kaki mencengkeram agar sepatu tetap menempel di kaki dan juga bisa mengakibatkan gesekan yang meningkat di bagian belakang kaki tempat kaki keluar dan masuk sepatu,” jelas Dr Stevenson.

Sudah banyak contoh kasus penyakit pada kaki yang diakibatkan kebiasaan bersepatu tanpa kaus kaki. Misal, pada 2014 ada anak laki-laki 12 tahun yang nyawanya nyaris melayang gara-gara blister di kakinya memicu infeksi.

Sekalipun Anda berhasil bersepatu tanpa kaus kaki tanpa terluka, bakteri dan jamur yang berkembang di dalam sepatu masih dapat memicu masalah kesehatan lain.

Sebut saja, infeksi jamur yang disebut onychomycosis. Jamurnya benar-benar tak sedap dipandang, susah dihilangkan, dan dapat merusak kuku kaki.

Belum lagi soal bau kaki. Mekanisme tubuh untuk menjaga suhu tetap dingin akan memicu keluarnya keringat. Kaki yang berkeringat pasti berbau.

Jika Anda masih tetap ingin bergaya dengan sepatu tanpa mengenakan kaus kaki, cobalah cara-cara berikut agar terhindar dari penyakit kaki.

Pertama, semprot kaki menggunakan antiperspirant sebelum mengenakan sepatu. Lalu, hindari menggunakan sepatu yang sama setiap hari.

Beri waktu setidaknya 48 jam agar bagian dalam sepatu bisa benar-benar kering dari keringat. Anda bisa memakai kantung teh celup kering untuk menyerap sisa kelembapan di dalam sepatu.

Rajin-rajinlah mencuci dan mengeringkan kaki setelah bersepatu tanpa kaus kaki. Terakhir, hindari sepatu yang sakit saat digunakan.

Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memicu bau kaki. Diperjelas oleh Emma Stevenson, seorang dokter spesialis kesehatan kaki dari College of Podiatry, kaki manusia rata-rata berkeringat sekitar setengah liter per hari, seperti dilansir dari Reader’s Digest. Tanpa kaus kaki, keringat akan langsung menempel di sol bagian dalam sehingga menyebabkan sepatu menjadi lembap.

Kondisi sepatu yang lembap dan panas merupakan lingkungan yang sangat disukai oleh jamur untuk berkembang biak. Lama kelamaan, hal ini dapat memicu masalah bau kaki hingga kaki jamuran dan kutu air (athlete’s foot alias infeksi tinea pedis) yang bikin kaki terasa amat sangat gatal.

Selain gatal-gatal pada telapak dan sela-sela jari kaki, kutu air juga menyebabkan:
  • Kulit pecah-pecah di telapak kaki.
  • Gatal dan sensasi panas pada area yang terinfeksi.
  • Kulit kering dan kasar di bagian di jari dan telapak kaki.
  • Bintik luka berisi cairan (blister) pada kulit kaki, yang timbul akibat gesekan langsung dengan bahan sepatu.
  • Bentuk sepatu juga bisa menyebabkan timbulnya masalah kaki

Selain persoalan kaus kaki, berbagai gangguan pada kaki juga bisa timbul akibat bentuk sepatu yang Anda gunakan. Menurut Stevenson, sepatu yang memiliki ujung runcing dan sepatu slip-on paling banyak menyebabkan masalah pada kaki.

Anda mungkin pernah merasakan perihnya luka lecet saat pakai sepatu tertentu. Nah, hal ini biasanya disebabkan oleh bentuk sepatu yang Anda pakai. Sepatu yang ujungnya runcing dan terlalu sempit cenderung lebih mudah untuk menggesek bagian kaki dan tumit. Semakin banyak gesekan, semakin besar pula kemungkinan timbulnya luka lecet di bagian kaki.

Selain itu, tekanan akibat penggunaan sepatu yang sempit bisa menyebabkan kapalan dan kuku jari kaki masuk ke bawah, biasanya terjadi pada kuku jempol kaki.

Kebiasaan pakai sepatu tanpa kaus kaki juga bisa menyebabkan terbentuknya bunion. Bunion adalah benjolan bertulang yang terbentuk di dasar persendian jempol kaki akibat tulang jempol kaki yang bersandar menghimpit tulang jari telunjuk di sebelahnya.
Lantas, bagaimana cara mengatasi berbagai masalah kaki akibat jarang pakai kaus kaki?

Salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan kaki tentu dengan rajin pakai kaus kaki. Hal ini akan membuat Anda terhindar dari masalah bau kaki dan kaki lecet akibat gesekan langsung dengan permukaan sepatu.

Kalau Anda tetap bersikeras ingin pakai sepatu tanpa kaus kaki saat pergi ke luar rumah, para ahli merekomendasikan Anda untuk menyemprotkan antiperspiran pada telapak kaki dan sepatu sebelum menggunakannya. Selain itu, Anda juga bisa meletakkan kantong teh kering di dalam sepatu semalaman untuk menyerap udara lembap yang bisa memicu bau kaki.

Setelah seharian beraktivitas tanpa kaus kaki, segera cuci dan keringkan kaki Anda dengan bersih. Jangan lupa untuk menggosok sela-sela jari kaki hingga bersih dan pastikan tidak ada sisa-sisa kuman dan kotoran yang menempel.

Setelah itu, segera cuci sepatu Anda dan berikan waktu sekitar dua hari sampai sepatu Anda kering sempurna. Ini artinya, Anda tidak dianjurkan untuk memakai sepatu yang sama setiap hari. Sebaiknya gunakan sepatu lainnya yang tidak memiliki ujung runcing agar Anda merasa lebih nyaman saat beraktivitas. (Berbagai sumber)

Dilihat