Opini.Kabarposnews.co.if.PRESIDEN Jokowi menerima Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 anggota laskar ormas terlarang FPI yang dipimpin Amien Rais. Pertemuan terkesan basa basi tanpa makna.
Tim yang beranggotakan 18 orang, antara lain Abdullah Hehamahua, Busyro Muqodas, Marwan Batubara sampai Neno Warisman itu sekedar menyampaikan aspirasi bahwa tewasnya 6 laskar FPI sebagai pelanggaran HAM berat. Dan layak dibawa ke Pengadilan HAM internasional.
Anehnya - kalau tidak mau disebut menggelikan - TP3 yang dipimpin Amien Rais tidak memiliki bukti apapun. Alamak...!
SILANG pendapat soal kebenaran penyebab peristiwa penembakan 6 laskar FPI di ruas Tol Jakarta-Cikampek berakhir setelah Komnas HAM melakukan investigasi dengan hasil pelanggaran HAM biasa. Hasil Komnas HAM lebih memperkuat hasil investigasi sebelumnya oleh tim Mabes Polri.
Yang namanya kebenaran memang tidak pernah tunggal. Jaman Orba, kebenaran seringkali didikte oleh kekuasaan. Jauh sebelumnya dan masih berlangsung sampai sekarang, kebenaran lebih disampaikan oleh para agamawan: Kotbah.
Dalam kasus penembakan laskar FPI, kita tidak bisa merekonstruksi fakta atas apa yang sesungguhnya terjadi. Lalu, kebenaran mana yang kita pilih kecuali hasil Komnas HAM yang independen. Komnas yang anggotanya dipilih oleh DPR yang notabene hasil pilihan rakyat.
DALAM konteks ini patut kita pertanyakan kedatangan Amien Rais Cs ke Istana Negara. Bahkan keberadaan TP3 yang anggotanya selama ini bersikap nyinyir menentang kepemimpinan Presiden Jokowi.
Keberadaan Amien Rais dengan TP3-nya terkesan mau ikut meramaikan panggung politik nasional yang sekitar sebulan terakhir diwarnai pro kontra kudeta Partai Demokrat. Partai milik Istana Cikeas yang selama ini terpaksa beroposisi. Terpaksa karena tidak pernah ditawarkan, tepatnya ditolak untuk berkoalisi. Alias satu aspirasi perjuangan dengan Amien Rais Cs.
Yang paling menarik dan patut dicatat tentunya adalah sikap Presiden Jokowi mau menerima rombongan Amien Rais Cs. yang selama ini menyerang dengan hoax, ujar kebencian dan fitnah. Walau tidak lebih dari 15 menit, Jokowi menunjukkan nyalinya, nyali seorang pemimpin dan negarawan.
Peace
✍️FM
Editor : Redaksi
Reportet : Suhanta Irwanta
Opini
