Ticker

6/recent/ticker-posts

Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) Unjuk Rasa di Depan Kedubes RRT Terkait "Kekerasan" Komunis China Yang "Membantai" Muslim Uighur Di Xinjiang


Kabarposnews.co.id Jakarta - di  Depan Kedubes RRT Setiabudi Jaksel telah berlangsung giat unjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) lk. 50 Orang Pp. Adi Setya Aksi diaksanakan Pada hari jumat tanggal 30 September 2022 pukul 10.55 Wib  

Tuntutan : 
Menolak dan mengecam aksi kekerasan Komunis China yang telah membantai Jutaan umat Muslim Uighur di Xinjiang. 

 Spanduk dan Poster Bertuliskan 
1. Beijing harus stop bunuh, perkosa, lecehkan, penjara, bunuh etnis Uyghur di Xinjiang China. 
2. Komunis China Restui DN Aidit / PKI bantai 7 Pahlawan Revolusi
3. Komunis China musuh bangsa bangsa yang memiliki keyakinan akan Tuhan. 
4. Stop pelanggaran berat terhadap Umat Muslim Uyghur. #SaveUyghur. 
5. Komunis China Stop Discrimination to Muslim Uyghur 
6. Seret Xinjinping ke Mahkamah International 
7. Stop Killing the Children the Future Generations of Muslim Uyghur. 

. Orasi massa aksi : 
1. Komunis China sangat berbahaya karena kerap kali melakukan kejahatan manusia yang sudah jelas melanggar HAM. Ini sudah jelas beredar luas dan di tentang keras oleh sejumlah negara di dunia, Namun pemerintah Komunis China selalu membantahnya. 

2. Kekejaman Komunis China bukan hanya meninpa Muslim Uyghur, namun dirasakan juga oleh Masyarakat Tibet, Mongolia, Hong Kong dan Taiwan. Paham Komunis ini sangat berbahaya Bagi kelangsungan Hidup Manusia. Jangan Sampai Indonesia terlular paham Komunis Yang diterapkan di China. 

3. Tepat tanggal 30 September adalah Peristiwa G30SPKI, mengingatkan kita aksi keji Paham Komunis (PKI) menyiksa hingga membunuh 7 Jenderal yang menentang paham Komunis tersebut. Peristiwa ini jangan Sampai ada lagi di Indonesia. 

4. Kami terus memperjuangkan Keadilan atas semua kejahatan kemanusiaan yang patut diduga telah dilakukan oleh China. Mulai dari pembantaian Umat Muslim Uyghur, kejahatan yang diterima oleh Masyarakat Tibet, Mongolia, Hong Kong dan Taiwan. 

Editor Redaksi 


Dilihat