Kabarposnews.co.id lSimeulue - "Entah apa yang merasukimu
Hingga kau tega mengkhianatiku yang tulus mencintaimu, dalah apa diriku padamu hingga kau tega menyakiti aku Kau sia-siakan cintaku".
Potongan lirik lagu ini layak disematkan kepada puluhan anggota DPR Simeulue yang saat ini sedang duduk di kursi empuk.
Entah merasakan penderitaan masyarakat Simeulue atau sedang dilamun ombak jabatannya yang tinggal menghitung belasan bulan.
Keberadaan sejumlah anggota DPRK Simeulue dipertanyakan oleh sejumlah kalangan masyarakat, pasalnya sejak mulai adanya pemadaman listrik secara ugal-ugalan yang dilakukan PLN, belum terlihat adanya pernyataan resmi baik dari pimpinan DPRK maupun para anggota DPRK Simeulue untuk menyuarakan keluhan dari masyarakat terhadap permasalahan mati lampu.
Seolah puluhan anggota DPR Simeulue seperti tidak merasakan imbas dari mati lampu yang hampir menyeluruh di wilayah Simeulue.
Padahal wakil rakyat yang duduk di lembaga terhormat sudah semestinya menyuarakan kepentingan publik kepada pihak pemerintah maupun pihak PLN agar permasalahan pemadaman listrik yang sudah kronis dapat segera terselesaikan.
Bahkan sejauh ini yang getol menyuarakan mengenai sering padamnya listrik bukan dari kalangan anggota DPRK Simeulue akan tetapi dari Tarmizi salah seorang anggota DPR Aceh.
Hal inilah kemudian menjadi tanda tanya di kalangan masyarakat Simeulue, pasalnya sejak awal ramadhan hingga saat ini pemadaman lampu masih saja sering terjadi terlebih di daerah terpencil seperti di Kecamatan Alafan, Salang, Simeulue Barat, Simeulue Tengah, Simeulue Cut dan Teluk Dalam.
Terbaru diamnya 20 orang anggota DPR Simeulue, pasca terbakarnya mesin PLN di Kecamatan Simeulue Tengah, jangankan untuk melihat kondisi mesin yang terbakar juga seolah anggota DPR tidak lagi memiliki waktu.
Padahal jika dilihat disinilah peran anggota DPR Simeulue agar menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai wakil rakyat agar kinerja pemerintah dapat berjalan dipacu mempercepat untuk mendorong permasalahan listrik di Simeulue dapat teratasi secepatnya.
Bahkan sejumlah kalangan menilai seolah saat ini yang terjadi bagaikan singa yang ompong yang tak mampu mengeluarkan taring agar masyarakat Simeulue tidak terzalimi atas pemadaman lampu yang semakin parah.
Editor Redaksi
