Ticker

6/recent/ticker-posts

Syukuran Pemasangan Pagar Kejut sepanjang 8 km di 10 Desa, Kecamatan Tiro


Kabarposnews.co.id - Sebanyak 10 desa melakukan syukuran atas suksesnya dan terselesaikannya pemasangan pagar kejut (power fencing) sepanjang lebih kurang 8 kilometer untuk meminimalisir interaksi negatif antara manusia dan gajah di kecamatan Tiro. Kegiatan syukuran ini dihadiri oleh masyarakat dan tokoh dari 10 desa dan merupakan langkah penting dalam menjaga keberlanjutan dan keselamatan warga.
Pagar kejut yang baru selesai ini adalah hasil kerja keras bersama antara masyarakat desa dengan berbagai pihak, seperti BKSDA Aceh dan Fauna & Flora untuk mengatasi interaksi negatif antara manusia dan gajah yang sudah berlangsung beberapa tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, interaksi negatif ini sudah menjadi masalah serius di wilayah ini yang mengganggu perekonomian masyarakat.
Pagar kejut merupakan kawat listrik yang dialiri arus yang tidak mematikan, namun hanya menimbulkan efek kejut. Penggunaan pagar kejut dalam meminimalisir interaksi negatif antara manusia dengan gajah merupakan metode yang efektif saat ini sebagai penghalau pergerakan gajah untuk masuk ke kawasan kebun maupun pemukiman warga. Ini adalah upaya konservasi yang berkelanjutan, yang memungkinkan kedua belah pihak, manusia dan gajah, untuk berbagi wilayah yang sama tanpa terjadi interaksi negatif.

Camat Tiro, M. Jakfar, mengatakan, "Pemasangan pagar kejut ini adalah pencapaian besar untuk seluruh kecamatan Tiro. Ini menunjukan bahwa kita bisa bekerja sama untuk menjaga lingkungan dan keselamatan kita. Semua desa berkontribusi dan mengalokasikan dana desa dalam menyelesaikan pembangunan pagar kejut ini, dan kami sangat bersyukur atas dukungan dari seluruh desa, BKSDA Aceh, Fauna & Flora serta pihak lainnya." Senin (23/10/2023)

M. Jakfar menambahkan pada acara syukuran tersebut dengan menyarankan kepada keuchik-keuchik 10 desa yang terlibat dalam pemasangan pagar kejut untuk menganggarkan dana desa untuk pemeliharaan dan perawatan berkala pagar kejut yang terlah terpasang. 

Melalui kegiatan ini desa juga ingin memperlihatkan contoh yang baik bagi wilayah lain yang menghadapi konflik yang serupa dengan satwa liar. Dengan kerjasama yang kuat antara masyarakat, pemerintah dan mitra, solusi dapat ditemukan untuk melindungi satwa liar dan juga membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian warga.

Kelompok gajah yang ada di Tiro memiliki wilayah jelajah dari Tiro hingga ke kabupaten Pidie Jaya. Namun masih adanya jalur lain yang memungkinkan gajah masuk ke Tiro melalui kecamatan Geulumpang 3 dan Mutiara Timur membuat masyarakat Tiro harus tetap melakukan pengawasan pada lokasi tersebut. 

Keuchik Mampree, Muzakkar, mengatakan, "kami juga berharap Kecamatan lain (Geulumpang Tiga dan Mutiara Timur) bisa melakukan hal yang sama, karena kawasan mereka merupakan wilajah jelajah kelompok gajah yang sama, sehingga dengan tersambungnya pagar kejut tersebut dapat meningkatkan efektifitas dan memudahkan pemantauan kelompok gajah."

Selain di Tiro, ada beberapa lokasi yang sudah menggunakan pagar kejut untuk menghalau dan meminimalisir interaksi negatif antara manusia dan gajah di Pidie. Seperti di Gampong Turue Cut yang sudah lebih dari tiga tahun, kemudian di Gampong Blang Dalam, Kecamatan Mane sudah hampir dua tahun menggunakan pagar kejut. Di Kecamatan Tangse juga ada yang sukses menggunakan pagar kejut yaitu Transmigrasi Lokal Paya Guci yang hampir 2 tahun.

Semoga dengan adanya contoh keberhasilan yang dirasakan oleh masyarakat Pidie ini akan menjadi motivasi bagi semua pihak dalam upaya mitigasi interaksi negatif antara manusia dan gajah serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Selain itu juga bisa mempromosikan kosistensi antara manusia dan gajah di seluruh Aceh.

Reporter : Miswar
Editor : Redaksi

Dilihat