Ticker

6/recent/ticker-posts

Baranusa Desak KPK Telusuri Aliran Dana Korupsi Dua Menteri. Kemungkinan Masuk Ke Kantong Parpol?

Jakarta.Kabarposnews.co.id.  Relawan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Relawan Nusantara (Baranusa) mendesak KPK menelusuri aliran dana korupsi yang dilakukan dua menteri kabinet Presiden Jokowi. 

Ketua Umum Baranusa Adi Kurniawan mengatakan,  mengingat kedua menteri yang menjadi tersangka kasus korupsi tersebut merupakan kader partai politik (Parpol), yakni Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKKP) Edhy Prabowo adalah kader Partai Gerindra. Sementara Menteri Sosial (Mensos) adalah kader PDI Perjuangan. 

"Kami meminta kepada KPK untuk mengusut tuntas aliran dana korupsi yang dilakukan dua menteri Jokowi karena bisa saja mengalir ke parpol mereka karena kedua menteri tersebut merupakan kader partai yang ditugaskan oleh partai mengisi jajaran kabinet," ujar Adi Kurniawan lewat keterangan tertulis pada Rabu (16/12/20).

Menurutnya, KPK tidak boleh merasa puas dengan penangkapan tersebut. Lembaga antirasuah itu kata Adi harus menginvestigasi lebih dalam kemana hasil korupsi tersebut mengalir. 

"Apalagi benih lobster itu banyak sekali yang bermain termasuk ada adik Prabowo di situ. Dan Anggaran penanganan sosial covid-19 juga sangat besar yang diturunkan pemerintah sampai berkisar ratusan triliun. Itu diduga aliran dananya bisa kemana-mana. KPK harus lebih aktif lagi untuk mengusutnya," jelas Adi.

Baranusa juga meminta KPK bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit anggaran penanganan covid-19 termasuk anggaran pengadaan rapid test dan vaksin. Pasalnya, anggaran besar mengenai pengadaan alat kesehatan (alkes) tersebut sangat rawan diselewengkan. 

"Soal vaksin sudah menuai polemik. Kabarnya dikomersilkan. Apabila KPK tidak mengawasinya kita semua bisa kecolongan. Kasian rakyat. Apalagi negara sedang mengalami defisit yang luar biasa," kata Adi. 

Lebih daripada itu, Adi juga mendesak Presiden Jokowi untuk mengeluarkan pernyataan maaf kepada rakyat Indonesia terkait dua pembantunya yang korup. Sebab ada hal yang tidak biasa lantaran Rakyat saat ini sedang mengalami kesusahan. 

"Jangan sampai kepercayaan rakyat semakin dalam berkurang. Sehingga kemarahan dapat terjadi," tandasnya.(*)
Wismo biro depok
Editor : Redaksi

Dilihat